Langsung ke konten utama

Asal Usul Unggas


ASAL USUL UNGGAS DAN
KOMERSIAL STOCK (FINAL STOCK)
MATA KULIAH TEKNOLOGI PRODUKSI UNGGAS DAN ANEKA TERNAK



Oleh :
NURKIRMAN
NIRM : 04.2.15.0665


DOSEN PEMBIMBING
Ir. H. Sudradjat, MS
NIP. 19550817 198303 1 039








JURUSAN PENYULUHAN PETERNAKAN
SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN (STPP) BOGOR
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembuatan makalah ini dilatar belakangi oleh keingintahuan kami tentang hal-hal mengenai unggas. Unggas adalah jenis hewan ternak kelompok burung yang dimanfaatkan untuk daging atau telurnya. Yang termasuk unggas antara lain ayam, itik, angsa, burung dan kalkun. Yang paling populer adalah ayam ayam sangat digemari karena karena rasanya enak, mudah dimasak, dan cepat empuk. Saat ini produksi ayam sudah banyak sehingga mudah untuk mendapatkannya. Untuk kalkun sering dihidangkan pada hari raya Natal, atau di Amerika biasa dihidangkan pada hari yang disebut “Thanks Givings Day”.
Ayam terbagi 2, yaitu ayam buras yang biasa dikenal dengan ayam kampung dan ayam ras yang biasa dikenal ayam negeri. Setiap jenis unggas memiliki kualitas, mutu, dan hasil olahan yang berbeda.
Unggas adalah jenis hewan chordata (bertulang belakang) kelas aves (bersayap), berbulu, berkaki dua, memiliki paruh dan berkembangbiak dengan cara bertelur. Unggas tergolong hewan berlambung tunggal (monogastrik) / hewan non ruminansia (baca: Perbedaan Ternak Ruminansia dan Non Ruminansia).
Unggas merupakan hewan yang dapat diternak untuk diambil manfaatnya seperti daging, telur, bulu, suara (kicauan), dan sebagainya. Unggas yang paling banyak diternak adalah ayam pedaging, ayam petelur dan itik. Ketiga jenis unggas ini paling banyak memiliki peranan dalam hajat hidup manusia.
Final stock adalah Ayam yang khusus dipelihara untuk menghasilkan telur atau daging yang telah melalui berbagai persilangan dan seleksi. Di antara ayam jantan atau betina final stock ini tidak boleh disilangkan karena keturunannya akan menghasilkan produksi 50% dari induknya.
      B.     Rumusan Masalah
Makalah tentang unggas ini mencakup beberapa permasalahan yaitu sebagai berikut :
      1.      Apakah pengertian dari unggas?
      2.      Bagaimana sejarah  ungas?


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Unggas
Unggas (Bahasa Inggris : puoltry) adalah jenis hewan ternak kelompok burung yang dimanfaatkan untuk daging dan/atau telurnya. Umumnya merupakan bagian dari ordo Galliformes (seperti ayam dan kalkun), dan Anseriformes (seperti bebek).
Unggas secara umum dapat diartikan sebagai ternak bersayap, yang dalam taksonomi zoologinya termasuk golongan kelas Aves. Jenis unggas cukup banyak, diantaranya adalah ayam, itik, kalkun, dan angsa. Secara taksonomi zoology bangsa burung bisa digolongkan sebagai unggas, tetapi sampai saat ini yang tercantum dalam undang-undang pokok kehewanan, bangsa burung masih belum digolongkan ternak unggas. Di dalam undang-undang tersebut bahwa yang dimaksud sebagai unggas adalah ternak bersayap yang sudah lazim dipelihara oleh masyarakat. Tidak menutup kemungkinan bangsa burung masuk dalam jenis unggas karena burung secara taksonomi zoology juga termasuk ke dalam kelas Aves, selain itu burung juga mempunyai ciri-ciri seperti unggas.

Taksonomi Unggas
Unggas masuk dalam ordo Anseriformes (entok, angsa, itik, dan undan), serta Galliformes (puyuh, kalkun, ayam).
System Klasifikasi Unggas
Kingdom
Animalia
Phylum
Chordata
Sub Phylum
Vertebrata
Class
Aves 
Ordo
Anseriformes, Galliformes
Family
Phasianidae
Genus
Gallus
Spesies
Gallus gallus, Gallus varius, Gallus sonneratii
Sub Spesies
Gallus gallus gallus
Gallus gallus spadiceus
Gallus gallus bankiva
Gallus gallus murghi
Gallus gallus jabouille
Gallus gallus domesticus

B. Jenis dan Bangsa Unggas
Pada dasarnya unggas diklasifikasikan berdasarkan jenis dan bangsanya. Klasifikasi adalah suatu sistem pengelompokan ternak berdasarkan persamaan-persamaan dan perbedaan karakteristik dari ternak tersebut.
Unggas terdiri dari berbagai jenis dan bangsa berdasarkan perbedaan bentuk dan ukuran tubuh, warna bulu, suara, pial dan jengger.
Jenis dan bangsa unggas antara lain sebagai berikut:

1. AYAM
AYAM
Taksonomi Ayam:
Fillum
:
Chordata
Subfillum
:
Vertebrata
Kelas
:
Aves
Subkelas
:
Neornithes
Ordo
:
Galliformes
Genus
:
Gallus
Spesies
:
Gallus Domesticus
Bangsa - bangsa ayam terdiri dari:
1.      Ayam Bukan Ras (Buras/Local)
2.      Ayam Ras
Dari beberapa persilangan bangsa ayam di dunia kemudian dikembangkan menjadi beberapa jenis (tipe) ayam komersil yaitu:
  1. Tipe Petelur (Layer Type) yaitu ayam yang dipelihara untuk diambil telurnya.
  2. Tipe Pedaging (Broiler Type) yaitu ayam yang dipelihara untuk diambil dagingnya.
  3. Tipe Dwiguna (Dual Purpose) yaitu ayam yang dipelihara untuk diambil daging dan telurnya.


Asal Muasal Ayam

Seringkali kita menemui ayam ataupun produk hasil ayam itu sendiri, tanpa mengetahui sejarah ayam. Ayam sudah cukup populer di negeri ini, dari desa sampai kota semuanya sudah mengenal ayam. Daging ayam yang memiliki tekstur lembut, dan harga yang relatif terjangkau menjadi alasan berkembangnya ayam di negeri ini.
Ayam yang kita pelihara atau yang disebut Gallus gallus domesticus merupakan unggas yang biasa dipelihara orang untuk dimanfaatkan untuk keperluan hidup pemeliharanya. Ayam peliharaan ini merupakan keturunan langsung dari salah satu subspesies ayam hutan merah (Gallus gallus) atau ayam bankiva (bankiva fowl).
Kawin silang antarras ayam telah menghasilkan ratusan galur unggul atau galur murni dengan berbagai macam fungsi, yang paling umum adalah ayam potong dan ayam petelur.
https://addakhil.files.wordpress.com/2010/07/ayam-kmpung1.png?w=198&h=300Lebih dari 4000 tahun yang lalu, orang – orang yang tinggal di tempat yang sekarang bernama India mendomestikasi ayam hutan lokal yang merupakan asal muasal ayam modern kita. Dari lembah Indus, praktek memelihara Gallus gallus disekitar rumah menyebar ke berbagai daerah. Sekitar 500 tahun SM ayam yang didomestikasi tersebut telah mencapai Korea di timur dan Mediterania di barat. Pada tahun 1000 M, ayam – ayam di besarkan di peternakan di Islandia, Madagaskar, Bali, dan Jepang. 500 tahun kemudian, ketika ayam pertama mencapai Amerika mendarat dari kapal Columbus, ayam hutan yang sederhana menaklukkan dunia.
Semua ayam modern merupakan keturunan dari Gallus gallus dari India, tetapi pada tahapan awal beberapa keturunan dan verietas telah berkembang (semua ayam yang berasal dari keturunan yang sama memiliki bentuk yang sama; varietas dalam keturunan berbeda dalam hal warna bulu ayam).
Orang orang Cina kuno sudah kenal dengan beberapa jenis ayam, dan begitu juga dnegan orang Yunani. Selama ribuan tahun ayam-ayam diternakkan bukan karena kualitas mereka sebagai ayam pedaging (broiler) atau ayam petelur, tetapi untuk semangat berjuang mereka atau nilai mereka sebagai benda yang unik, seperti kemampuan bertarung, keberadaan jengger di kepala, ataupun bulu yang menarik.
Di Asia, peternakan menjamur selama beberapa abad, dan beberapa breed superior telah dikembangkan. Sementara di peternakan ayam Eropa, meskipun tersebar luas, tetap menjadi pekerjaan sampingan. Usaha peternakan unggas, jika ada, lebih diarahkan menuju angsa daripada ayam.
Setelah perang agama yang merusak dan revolusi petani pada abad ke -16, ayam berhenti menjadi pemandangan yang umum di kota-kota Eropa atau halaman peternakan. Kebanyakan orang menghabiskan seluruh hidup mereka tanpa pernah merasakan ayam. Hal ini berubah secara dramatis pada abad ke -18 dan ke -19, ketika pengenalan ternak berkualitas dari Asia secara hebat menstimulasi kepentingan ekonomis dari ayam.
Ayam broiler breeder sekarang ini dikembangkan dari dua sumber keturunan utama. Untuk garis paternal digunakan keturunan White Cornish. Keturunan ini dikembangkan di Inggris abad ke -19 dari ayam aduan Asia. Keturunan White Plymouth Rock, dikembangkan terutama di USA selama paruh pertama abad ke -20, digunakan sebagai sumber garis maternal broiler. Keturunan Cornish pada keadaan aslinya, lebih terspesialisasi pada pertumbuhan otot (dada), sementara ayam betina White Plymouth Rock adalah ayam petelur terbaik dari kedua jenis.
2. ITIK
ITK
Itik dikenal juga dengan istilah Bebek. Itik pada awalnya berasal dari Amerika Utara merupakan itik liar ( Anasmoscha) atau Wild mallard. Terus menerus dijinakkan oleh manusia hingga jadilah itik yang diperlihara sekarang yang disebut Anas domesticus (itik ternak).
Taksonomi Itik:
Fillum
:
Chordata
Subfillum
:
Vertebrata
Kelas
:
Aves
Ordo
:
Anseriformes
Genus
:
Cairina
Spesies
:
C. moschata (Itik liar), Gallus Domesticus

Di tengah masyarakat itik lebih dikenal dengan nama bebek (bahasa jawa). Nenek moyang itik ini yaitu itik liar (Anas moscha) yang berasal dan Amerika Utara. Namun, seiring dengan perkembangan waktu, itik liar dijinakkan oleh manusia hingga terbentuklah beragam jenis itik yang seperti banyak dipelihara sekarang ini. Selanjutnya itik lebih dikenal sebagai itik ternak (Anas domesticus) dan itik manil/entok (Anas muscovy).
Sejak zaman kerajaan, ternak itik sudah dikenal dalam dunia perdagangan sebagai salah satu komoditi pertanian untuk memenuhi kebutuhan daging dan telur di Indonesia. Salah satu bukti bahwa ternak ini sudah ada dan telah dibudidayakan pada zaman kerajaan adalah prasasti Sangsang 907 Masehi yang ditemukan di propinsi Jawa Timur.
Dalam prasasti ini tertulis tentang berapa jumlah komoditi pertanian bebas pajak yang dapat diperdagangkan pada masa itu. Ternak itik juga tercatat dalam prasasti Pucangan pada masa pemerintahan raja Anak Wungsu yang berkuasa dikerajaan Bali 1049-1077. Dalam prasati ini tertulis bahwa raja mengabulkan permintaan rakyat untuk memelihara anjing dan itik.
Selain itu, bukti berupa prasasti Prameshvara Purba 1275 yang ditemukan di daerah Probolinggo, provinsi Jawa Timur 2002 menyebutkan pesan raja Sri Kartanegara kepada rakyat untuk memberikan sesajen seperti ayam, itik, telur dan uang.
Budidaya ternak ini terus berkembang hingga zaman pemerintahan Hindia Belanda, di mana pada saat itu, itik impor sudah masuk ke Indonesia seperti khaki campbell dan peking. Tetapi masuknya itik impor ini, tidak mempengaruhi kegiatan budidaya yang memanfaatkan itik lokal Indonesia, lebih khusus peternak yang ada di pedesaan. Kegiatan ini terus berkembang dan telah banyak dibudidayakan hampir di seluruh wilayah Nusantara.
Saat ini ternak itik banyak terpusat di beberapa daerah, seperti NAD, Sumatera (utara dan selatan), pulau Jawa (Cirebon-Jabar, Brebes, Tegal-jateng, dan Mojosari Jateng), Kalimantan (Alabio HSU-Kalsel), Sulawesi Selatan, serta Bali.
3. PUYUH
PUYUH
Puyuh yang dalam bahasa asing disebut “Quail” merupakan jenis burung yang tidak dapat terbang, ukuran tubuh relatif kecil dan berkaki pendek. Burung Puyuh termasuk dalam golongan aneka ternak hasil domestikasi, yang semula bersifat liar kemudian diadaptasikan menjadi hewan yang dapat diternakkan. Burung Puyuh pertama kali diternakkan di Amerika Serikat tahun 1870 dan terus dikembangkan ke berbagai penjuru dunia.
Taksonomi Puyuh:
Fillum
:
Chordata
Subfillum
:
Vertebrata
Kelas
:
Aves
Ordo
:
Galiformes
Genus
:
Coturnix
Spesies
:
Coturnix-coturnix Japonica
Pada saat ini kita baru mengenal beberapa jenis burung puyuh yang kita pelihara untuk diambil telur maupun dagingnya. Sebenarnya banyak jenis puyuh yang tersebar di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Tetapi, tidak semua puyuh tersebut dapat dimanfaatkan sebagai penghasil pangan.

Sejarah dan ciri Puyuh

Beberapa ratus tahun yang lalu di Jepang telah diadakan penjinakan terhadap burung puyuh, mula-mula ditujukan untuk hewan kesenangan dan untuk burung bernyanyi. Selain di Jepang, penjinakan burung puyuh liar itu dilakukan juga di Korea, Cina dan Taiwan. Beberapa hasil penjinakan itu dibawa ke Jepang. Pengembangbiakan dan seleksi yang dilakukan secara seksama sehingga menjadi suatu strain tersendiri yang sekarang dikenal dengan nama Coturnix coturnix japanica. Bibit ini sudah tersebar dibeberapa negara antara lain: di Amerika, Eropa, beberapa negara Asia, juga di Indonesia. Burung puyuh ini menjadi makin populer dan digemari karena telur dan dagingnya sebagai bahan makanan yang bergizi dan lezat, juga baik sebagai hewan percobaan untuk berbagai penelitian dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan.
Ciri karakteristik dari burung puyuh Coturnix coturnix japanica dapat dijelaskan sebagai berikut:
  • Bentuk badannya lebih besar dari burung puyuh lainnya, panjang badannya sekitar 19 cm, badannya bulat, ekornya pendek, paruhnya lebih pendek dan kuat, jari kakinya empat buah, tiga jari kakinya kemuka dan satu jari kakinya ke arah belakang, warna kaki kekuning-kuningan.
  • Pertumbuhan bulunya menjadi lengkap setelah berumur dua sampai tiga minggu. Kedua jenis kelaminnya dapat dibedakan berdasarkan warna bulunya, suaranya dan beratnya.
  • Burung puyuh jantan dewasa: bulu pada kepala dan di atas mata pada bagian alis mata ke belakang ada bulu berwarna putih berbentuk garis melengkung yang tebal; bulu punggung berwarna campuran coklat gelap, abu-abu, dengan garis-garis putih; sayapnya berwarna campuran coklat gelap, abu-abu, dengan garis-garis putih; sayapnya berwarna campuran pula dengan bercak-bercak atau belang kehitam-hitaman, sayapnya kira-kira 89 mm panjangnya; bulun daerah kerongkongan bervariasi dari coklat muda (cinnamon) sampai coklat kehitam-hitaman; bulu dadanya berwarna merah sawo matang tanpa adanya warna belang atau bercak kehitam-hitaman.
  • Burung puyuh betina dewasa: warna bulunya sama dengan bulu yang jantan, kecuali bulu dadanya berwarna merah sawo matang dengan garis-garis atau belang kehitam-hitaman.
  • Suara yang jantan dewasa keras, sering sepanjang malam bersuara terus menerus, sedangkan yang betina tidak bersuara keras.
  • Burung puyuh mencapai dewasa kelamin pada umur sekitar 42 hari atau enam minggu. Berat badan burung puyuh betina dewasa adalah kira-kira 143 gram per ekor, sedangkan yang jantan kira-kira 117 gram per ekor.
  • Burung puyuh betina dapat berproduksi sampai 200 – 300 butir setahun. Telur sekitar 10 gram beratnya per butir atau 7 – 8 persen dari berat badannya. Kerabang telur berwarna tersifat oleh adanya variasi dari coklat tua, biru, putih dengan berisi bercak-bercak hitam, biru atau coklat tersebar pada permukaan kerabangnya. Pigmen kerabang telur berupa ooporphyrin dan biliverdin.
  • Lamanya periode pengeraman telurnya antara 16 – 17 hari.
Burung puyuh liar yang khusus ada di Indonesia, biasanya disebut "gemak", termasuk dalam genus TURNIX yang jauh berbeda dengan coturnix, perbedaan yang jelas adalah pada jari-jari kakinya.
Coturnix mempunyai 4 jari, tiga menghadap ke muka dan satu ke belakang, sedangkan Turnix hanya mempunyai 3 jari yang menghadap ke muka. Speciesnya antara lain sperti berikut:
  1. Turnix sylvatica baktelsorum. Terdapat di Cirebon, Jawa.
  2. Turnix sylvatica beccarii salvadori. Terdapat di Kendari, Sulawesi.
  3. Turnix sylvatica maculosa. Terdapat di pulau Timor.
  4. Turnix sylvatica everetti. Terdapat di pulau Sumba.
  5. Turnix sylvatica atrogularis. Terdapat di Sumatra Utara.
  6. Turnix sylvatica suscitator. Terdapat di Sumatra Tenggara, Jawa, Beliton, Bali.
  7. Turnix sylvatica rufilata wallace. Terdapat di Sulawesi.
  8. Turnix sylvatica powelli guillemard. Terdapat di Lombok, Sumbawa, Flores, Bali.
4. ENTOK
ENTOK
Entok (C. muscovy) adalah unggas yang termasuk jenis bebek, banyak nama yang diberikan untuk bebek ini diantaranya: entok (jawa), serati (sumatera), entong, bebek basur dan dalam bahasa Indonesia disebut Itik Manila. Ciri-ciri fisik bebek entok ini diantaranya bulu badan hitam kilau kebiruan biasanya bahagian leher berbulu putih dengan warna kulit siekitar mata berwarna merah tua, bebek entok lebih besar dari bebek lain seperti itik petelur, selain itu bebek entok ini mampu terbang lebih jauh dari bebek jenis lain.
Taksonomi Entok:
Fillum
:
Chordata
Subfillum
:
Vertebrata
Kelas
:
Aves
Ordo
:
Anseriformes
Genus
:
Cairina
Spesies
:
Gallus Domesticus
Entok dipelihara untuk diambil dagingnya (entok pedaging/ potong). Entok cocok dipelihara di seluruh wilayah Indonesia.

Sejarah Entok datang ke Indonesia


Entok atau yang kita kenal dengan mentok atau itik manila atau itik serati adalah hewan yang umum dipelihara di kampung. Nama species entok adalah Cairina moschata, di luar negeri entok biasa disebut Muscovy Duck. Entok ini bukan hewan asli Indonesia kawan, melainkan dari Benua Amerika Tropis.
Entok dapat masuk dan tumbuh di Indonesia karena dibawa oleh bangsa Portugis.             Orang yang pertama mengintroduksi Muscovy Duck dari benua Amerika ke Asia adalah bangsa Portugis. Mereka membawanya ke Manila (Filipina). Baru kemudian Belanda mengintroduksi itik ini ke Indonesia (Hindia Belanda), dari Manila. Itulah sebabnya entok ini juga populer dengan sebutan itik manila padahal cuma mampir aja sih dari negeri asalnya.
            Entok atau itik Muscovy adalah burung tropis, namun entok ini mampu beradaptasi dengan baik untuk iklim dingin, dan bisa berkembang biak dalam cuaca 12 ° C dan mampu bertahan hidup dalam kondisi lebih dingin. Itik atau Entok dalam dunia kuliner dikenal dengan Barbary Duck adalah istilah yang digunakan untuk Chairina moschata.
5. ANGSA
ANGSA
Angsa adalah burung air berukuran besar dari genus Cygnus family Anatidae yang dapat terbang. Spesies terbesar dari angsa, yaitu Angsa Putih, Angsa Trompet, dan Angsa Whooper dapat mencapai panjang 60 inci dan berat 50 pound. Bentangan sayap mereka dapat mencapai panjang tiga meter.
Taksonomi Angsa:
Fillum
:
Chordata
Subfillum
:
Vertebrata
Kelas
:
Aves
Ordo
:
Natatores
Genus
:
Olor
Spesies
:
Olor columbianus
Angsa berfungsi sebagai unggas air hias, unggas pedaging, penjaga rumah dan pembasmi tanaman pengganggu di perkebunan maupun di halaman. Karena fungsi-fungsi tersebut angsa banyak dipelihara. Tetapi di Indonesia jarang memanfaatkan daging angsa untuk konsumsi keluarga, disebabkan karena tidak tega untuk memotong angsa yang banyak fungsinya itu. Inilah sebabnya angsa tidak berkembang di  Indonesia sebagai unggas pedaging komersial.

            Di Eropa, Afrika bagian utara, dan  Asia bagian barat, bebek lokal peliharaan  berasal dari angsa greylag Anser anser. Di bagian timur Asia, bebek lokal berasal dari swan angsa Anser cygnoides; ini dikenal sebagai bebek cina. Keduanya telah diperkenalkan secara luas  belakangan ini, dan peternakan modern  di kedua daerah (dan di tempat lain, seperti Australia dan Amerika Utara) dapat terdiri dari antara spesies, dan/atau peranakan antara mereka. bebek cina mungkin mudah dibedakan antara bebek Eropa  oleh besar tombol di bagian bawah tagihan, meskipun hybrids mungkin pameran setiap tingkat variasi di antara mereka. komentar  peternak lokal, seperti Charles Darwin (Variasi dari Hewan dan Tumbuhan di bawah Domestication aku. 287), adalah sangat kuno , dengan bukti arkeologi untuk menjinakkan angsa di Mesir lebih dari 4.000 tahun yang lalu.  Mereka jauh lebih besar, dan mereka telah terpilih untuk yang ukuran lebih besar, dengan peliharaan melahirkan dengan berat hingga 10 kilogram (22 lb), dibandingkan dengan maksimum dari 3.5 kilogram (7.7 lb) untuk bebek liar, dan 4.1 kilogram (9.0 lb) untuk liar angsa greylag.  Ini akan mempengaruhi tubuh ; sedangkan  angsa liar punya horizontal postur dan ramping di bagian belakang belakang , angsa peternak berbadan besar gemuk tersimpan di arah belakang ekor, banyak tersimpan  lemak  di bagian belakang sehingga postur bebek menjadi lebih tegak . Ini juga mencegah  terbang  bebek lokal,[catatan yang diperlukan] meskipun bebek akan lari dan kepakkan sayap mereka ketika kaget, walaupun kaki sudah sempat terangkat keudara sebentar.
Mereka juga telah dipilih kuat untuk kesuburan, dengan betina bertelur sampai 50 butir telur per tahun, dibandingkan dengan 5-12 telur untuk bebek liar. Perubahan bulu adalah variabel; banyak dipilih untuk menurunkan nada cokelat gelap burung  liar. Hasilnya adalah hewan ditandai, atau benar-benar tertutup bulu putih. Lainnya mempertahankan bulu dekat dengan alam; beberapa, seperti angsa Toulouse modern yang terlihat hampir identik dengan greylag di bulu, hanya berbeda dalam struktur. angsa putih sering disukai karena mereka terlihat lebih baik dipetik dan berpakaian, dengan bulu bawah kecil yang tersisa yang kurang mencolok. Dari zaman Romawi, angsa putih telah diadakan di harga yang besar.
            Angsa menghasilkan telur yang  besar, berat 120-170 gram (4,2-6,0 oz). Mereka dapat digunakan untuk memasak seperti telur ayam, meskipun mereka memiliki proporsional lebih kuning, dan hasil dari masakan ini sedikit lebih padat. Rasanya sama seperti  telur ayam, tetapi lebih kuat dan terasa
            Karena angsa memiliki panggilan keras dan sensitif terhadap gerakan yang tidak biasa, mereka dapat berkontribusi terhadap keamanan properti. Pada akhir 1950-an Vietnam Selatan, VNAF digunakan kawanan angsa untuk menjaga pesawat mereka diparkir di malam hari karena suara mereka akan membuat di penyusup.




6. KALKUN
KALKUN
Kalkun atau ayam kalkun adalah sebutan untuk dua spesies burung berukuran besar dari ordo Galliformes genus Meleagris. Kalkun betina lebih kecil dan warna bulu kurang berwarna-warni dibandingkan kalkun jantan. Sewaktu berada di alam bebas, kalkun mudah dikenali dari rentang sayapnya yang mencapai 1,5-1,8 meter. Spesies kalkun asal Amerika Utara disebut M. gallopavo sedangkan kalkun asal Amerika Tengah disebut M. ocellata.
Kalkun hasil domestikasi yang diternakkan untuk diambil dagingnya berasal dari spesies M. gallopavo yang juga dikenal sebagai kalkun liar (Wild Turkey). Sedangkan spesies M. ocellata kemungkinan adalah hasil domestikasi suku Maya. Ada orang yang berpendapat kalkun yang diternakkan untuk diambil dagingnya berasal dari kalkun suku Maya. Alasannya kalkun suku Maya lebih penurut dari kalkun liar asal Amerika Utara, tapi teori ini tidak didukung bukti morfologis. Kalkun hasil domestikasi mempunyai pial (bagian bergelambir di bawah paruh) sebagai bukti bahwa kalkun negeri berasal dari kalkun liar M. gallopavo. Kalkun M. ocellata yang dipelihara orang Maya tidak memiliki pial.
Taksonomi Kalkun:
Fillum
:
Chordata
Subfillum
:
Vertebrata
Kelas
:
Aves
Ordo
:
Galliformes
Genus
:
Meleagris
Spesies
:
M. gallopavo, M. ocellata
7. MERPATI
MERPATI
Merpati termasuk dalam famili Columbidae dari ordo Columbiformes, yang mencakup sekitar 300 spesies burung kerabat pekicau. Merpati adalah burung berbadan gempal dengan leher pendek dan paruh ramping pendek dengan cere berair.
Taksonomi Merpati:

Fillum
:
Chordata
Subfillum
:
Vertebrata
Kelas
:
Aves
Ordo
:
Columbidae
Genus
:
Columba
Spesies
:
Columba Livia, C. domestica


Sejarah Perunggasan Di Indonesia

Ada 3 tahap dalam sejarah perunggasan di Indonesia, yaitu :

1. Tahap Perintisan (1953-1960)

Pada tahap ini Para pecinta ayam impor yang tergabung dalam wadah GAPUSI ( Gabungan Peternak Unggas Indonesia ) mengimpor ayam jenis White Leghorn (WL), Whole Islan Red, New Hampire, dan Australop yang peruntukkan untuk hiburan saja tidak untuk tujuan komersil. Selain itu GAPUSI juga mengadakan kegiatan penyilangan terhadap breed murni ayam impor dengan ayam lokal.
2. Tahap Perkembangan (1961-1970)

Pada tahap ini di tahun 1967 diadakan pameran ternak unggas nasional dan juga dibarengi dengan kegiatan bimbingan masyarakatkan untuk memasyarakatkan unggas ke peternak. Tujuannya adalah guna meningkatkan konsumsi protein sekitar 5 gram/kapita/hari. Pada saat itu komsumsi protein hewani masih 3,5 gram/kapita/hari.

3. Tahap Pertumbuhan (1971-1980)

Pada tahap ini di tahun 1971 tepatnya tanggal 2 maret diadakan pameran ternak ayam di Istana Presiden. Tahun 1978 diadakan kembali sosialisasi atau bimbingan masyarakat kepada peternak mengenai peternakan ayam broiler. Pada tahun 1980 industri perunggasan dari hulu ke hilir produksinya mengalami peningkatan yang cukup pesat sehingga dapat menggantikan protein hewani yang berasal dari kerbau/sapi. Namun sayangnya masa keemasan tersebut harus hilang akibat krisis moneter yang menimpa Indonesia tahun 1998 yang memyebabkan para peternak mengalami kebangkrutan.  

Bottom of Form








BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Unggas merupakan jenis hewan bertulang belakang ( chordata ) masuk dalam kelas aves (bersayap) yang telah mengalami domestikasi (diternak) untuk memenuhi kebutuhan manusia seperti daging dan telur. Unggas masuk dalam ordo anseriformes ( entok, angsa, itik, dan undan), serta galliformes ( puyuh, kalkun, ayam ).  
Unggas termasuk hewan monogastrik, yaitu hewan yang memiliki satu lambung. Hewanini berbeda dengan hewn ruminansia yang memiliki lambung yang terbagi menjadi empatkompartemen/bagian, yaitu; rumen, retikulum, omasum, dan abomasum. yang menyebabkan hewan tersebut mampu memanfaatkan mikroba dalam membantu mencerna zat-zat makanan seperti serat. Mikroba itu sendiri juga dapat dimanfaatkan oleh hewan ruminansia sebagai sumber protein. Lain halnya dengan hewan monogastrik yang tidak mampu mencerna dan memanfaatkan makanan berserat sebanyak hewan ruminansia karena hewan monogastrik memiliki alat pencernaan atau lambung hanya satu.








DAFTAR PUSTAKA
Andri. 1994. Pedoman Teknis Budidaya Ayam Broiler. http//: Budidaya Ayam Petelur.html. Diakses pada tanggal 24 November 2013 pada pukul 19.55 WITA.

Anonim. 2000. Cara Memelihara Ayam Broiler http://www.peternakan.com/tip/ayam/topik09.htm. Diakses pada tanggal 23 November 2013 pada pukul 21.50 WITA.

Anonim. 2002. Sentra peternakan dan usaha www.google.com sentra. Diakses pada tanggal 23 November 2013 pada pukul 19.00 WITA.

Anonim. 2011.  Pendahuluan. http://micksihite.blogspot.com/p/laporan-semester-praktikum-produksi.html. Diakses pada tanggal 22 November 2013 pukul 20.34 WITA.

Cahyono dan Bambang, 1995. Cara Meningkatkan Budidaya Ayam Ras Pedaging (broiler). Penerbit Pustaka Nusatama: Yogyakarta.

Fadillah. R, 2007. Sukses Berternak Ayam Broiler. PT.Agromedia Pustaka:. Ciganjur.

Khaeruddin. 2009. Sejarah singkat ayam Pedaging. www.wikipedia.com. Diakses pada tanggal 22 November 2013 pada pukul 19.50 WITA.

Priatno, Martono.A, 2004. Membuat Kandanng Ayam. PT. Penebar Swadaya:. Jakarta.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PROPOSAL USAHA PEMBUATAN TELUR ASIN

PENDAHULUAN Latar Belakang Mencari pekerjaan dimasa sekarang ini merupakan hal yang cukup sulit. Banyak sekali calon pekerja yang berkeinginan untuk bekerja di instansi pemerintahan atau swasta,tetapi lapangan pekerjaan saat ini sangat terbatas, hal ini menyebabkan jumlah pengangguran semakin banyak. Dilihat dari segi ekonomi individual tentu saja masalah pengangguran itu sangat merugikan karena manusia mempunyai kebutuhan yang tidak terbatas. Oleh karena itu sebagai calon tenaga kerja, kita harus mampu berpikir kreatif dan inovatif yang mampu membaca peluang serta pandai memanfaatkan peluang tersebut sesuai dengan kemampuan yang dimiliki dan tidak terfokus hanya pada satu jenis pekerjaan saja.  Wirausaha merupakan salah satu usaha untuk mengatasi meningkatnya jumlah pengangguran. Selain menguntungkan dari segi ekonomi, sebagaian besar kegiatan wirausaha juga sangat membantu usaha-usaha dalam memenuhi kebutuhan masyarakat banyak, baik secara langsung maupun tidak langsung. ...
SINOPSIS Judul :                        FERMENTASI JERAMI PADI Fermentasi jerami adalah suatu proses anaerob (tanpa membutuhkan udara) dengan memanfaatkan campuran beberapa bakteri seperti: Mikroba proteolitik, lignolitik, selulolitik dan lipolitik. Produksi jerami padi sawah di lahan rata-rata 7,85 ton/ha dapat difermentasi menjadi 2,5-3, 5 ton/ha/musim berkurang menyusut dengan rendemen 40-50% Pembuatan starter/mikroba  Alat yang digunakan untuk pembuatan starter adalah: - 2 buah drum plastik bervolume 60-80 liter - Pompa/motor sirkulasi 1 unit - Selang/paralon secukupnya Bahan yang diperlukan untuk pembuatan starter adalah berupa : jamur Trichoderma sp, air bersih, Za, TSP, KCl , Tep ung beras , Gula merah/pasir/tetes, mineral. PEMBUATAN JERAMI FERMENTASI 1.       Alat dan Bahan jerami fermentasi. Alat yang digunakan dala...